Minggu, 02 Februari 2014

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Agribisnis

MANAJEMEN AGRIBISNIS
BAB 19
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM AGRIBISNIS

DISUSUN
OLEH :

SULTAN NADHAR 120502133
BETHANIA FEBYOLETTA 120502165
CHAIRUNIS 120502164


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA : STRUKTUR, KEPEMIMPINAN, DAN MOTIVASI
Agribisnis menghimpun  sejumlah manusia  yang bekerja sama untuk  mencapai maksud atau tujuan bersama.
Pengelolaan sumber daya manusia dalam agribisnis mempunyai banyak perekrutan, pengangkatan, pelatihan, pengevaluasian, pengajuan promosi, pengelolaan balas jasa dan tunjangan, dan pada agribisnis tertentu berurusan dengan serikat pekerja. Selain menangani fungsi formal dibidang personalia, manajemen harus mengembangkan struktur organisasi dimana tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat perorangan dirumuskan dengan jelas.
Pengelolaan sumber daya manusia memerlukan pemahaman atas konsep dasar kepenyeliaan dan kepemimpinan.

STRUKTUR ORGANISASI         
Organisasi Formal
Manajemen mengembangkan struktur organisasi dengan menggariskan berbagai tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat karyawan yang bertugas membantu mengembangkan dan melaksanakan berbagai rencana untuk mencapai tujuan bisnis.
·         Tanggung jawab, wewenang dan tanggung gugat, Tanggung jawab adalah kewajiban (obligation) untuk mengawasi penyelesaian tugas.
·         Wewenang adalah hak untuk memerintah atau memaksa orang lain melakukan sesuatu.
·         Tanggung gugat (accountabilty) bersangkut paut dengan keadaan seseorang dimana dia bisa diminta pertanggung jawaban shubungan dengan prestasi kerjanya.

PRINSIP PRINSIP ORGANISASI
Meskipun organisasi terus menerus berubah, namun ada sejumlah prinsip kunci yang berguna dalam menentukan struktur organisasi yang tepat
·         Prinsip rentang pengendalian (span of control), menyatakan bahwa seorang atasan hanya dapat menyelia atau mengawasi secara efektifsejumlah tertentu bawahan.
·         Prinsip lapisan minimum (minimum layer), menyaakan bahwa jumlah tingkatan manajemen harus diusahakan sekecil mungkin tetapi dengan memperhatikan rentang pengendalian yang efektif.
·         Prinsip pendelegasian kebawah (downward delegation), menyatakan wewenang harus didelegasikan kebawah, yaitu sampai ke tingkatan terendah dimana keputusan dapat diambil secara kompeten.
·         Prinsip tanggung gugat tunggal (single-accountability) menyatakan bahwa tidak seorangpun  bisa melapor (bertanggung gugat) kepada lebih dari seorang atasan.
·         Prinsip keseimbangan tanggung jawab dan wewenang (parity of responsibility and authority), menyatakan bahwa seseorang harus memiliki wewenang yang memadai untuk melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan padanya.
·         Prinsip keluwesan (flexibility), menytakan bahwa organisasi harus mempertahankan keluwesan strukturalnya sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan internal dan eksternal yang selalu berubah.

TIPE STUKTUR ORGANISASI
·         ORGANISASI LINI, adalah struktur dimana garis kewewenangan hanya satu, sederhana dan jelas serta bergerak dari manajemen puncak ke setiap personel di bawahnya pada organisasi.
·         ORGANISASI LINI DAN STAF, organisasi lini dan staf merupakan variasi dari organisasi lini,
·         STRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL, struktur organisasi fungsional mengatasi masalah perbenturan wewenang staf ahli dengan memberi mereka wewenang dalam bidang keahliannya.

KEPEMIMPINAN
Manajer adalah pimpinan yang ditunjuk, yang secara resmi ditugaskan oleh mata rantai komando yang berasal dari hak kepemilikan.

·         Gaya kepemimpinan
Ø  Otokratik, yang juga seringdisebut dengan otoritarian, merupakan gaya kepemimpinan yang dipusatkan pada pimpinan, yaitu dimana pemikiran, gagasan, dan hasrat pimpinan diharap akan ditaati secara penuh tanpa bertanya.
Ø  Demokratik,  gaya kepemimpinan ini mendukung proses pengambilan keputusan bersama, dimana pimpinan ertanggung jawab sepenuhnya atas keputusan yang diambil sementara secara aktif mencari masukan nyata dari para pengikut.
Ø  Bebas, kepemimpinan bebas (free rein atau laissez faire) sesunguhnya bukanlah gaya kepemimpinan sebab dalam hal ini semua pengambilan keputusan diserahkan kepada pengikut atau bawahan.
Rangkaian-kestuan kepemimpinan, menyatakan bahwa ketiga gaya kepemimpinan diatas sesungguhnya berada pada satu rangkaian kesatuan, dimana otokratik di ujung yang satu dengan sedikit masukan dari karyawan atau bawahan, sedangkan gaya kepemimpinan bebas, dimana manajemen menyerahkan sepenuhnya kepemimpinan pada karyawan di ujung yang lain
·         Kisi manajerial
Ø  Impoverished, manajer yang impoverished (serabutan) sangat tidak memperhatikan karyawan dan produksi
Ø  Country club, orang yang sikapnya seperti pengetua desa, mencurahkan perhatian besar kepada manusia tetapi kurang memperhatikan pelaksanaan kerja.
Ø  Task management, sangat memperhatikan pelaksanaan kerja meskipun harus mengorbankan rasa atau hubungan persahabatan.
Ø  Middle of the road, manager yang mencari jalan tengah atau kompromi, mencoba merangkum berbagai kepentingan yang mungkin saling bertentangan tetapi perhatian yang diberikan tidak sepenuhnya.
Ø  Team approach, manajer mencurahkan perhatian yang sangat besar terhadap penyelesaian tugas tetapi tidak mengorbankan karyawannya untuk itu.

·         Teori kontinjensi fiedler
Fred fiedler telah mengembangkan pendekatan yang sedikit berbeda terhadap kepemimpinan yang berkaitan dengan konsep kisi manajerial. Dia mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan yang layak adalah sesuatu yang tergantung pada perubahan situasi.

·         Teori X, Teori Y
Douglas McGregor, telah mengemukakan teori ganda mengenai perilaku manusia dalam bisnis.
Teori X McGregor percaya bahwa praktek dan metode manajemen tradisional didasarkan pada asumsi sebagai berikut.
Ø  Kebanyakan karyawan pada dasarnya tidak suka ekerja dan menghindarinya jika mungkin
Ø  Manusia hanya mau bekerja jika mereka dipaksa, diancam, atau paling tidak diawasi dalam semua kegiatannya.
Ø  Sesungguhnya, hampir semua orang lebih suka diawasi secara ketat sebab mereka tidak menyukai tanggung jawab dan tidak berambisi.
Ø  Hampir semua orang pada dasarnya hanya memikirkan dirinya sendiri dan egois
Ø  Keterjaminan sangat penting bagi hampir semua karyawan dan mereka merasa terancam oleh perubahan.
Ø  Hampir semua karyawan tidak mempunyai keyakinan diri, mudah mempercayai segala hal dan tidak begitu cerdas.

Teori Y disisi lain dari rangkaian teori ganda tersebut terdapat sekumpulan asumsi yang disarikan dari keyakinan  bahwa manusia pada dasarnya baik dan kreatif. Asumsi teori Y mencakup hal-hal berikut:
Ø  Bekerja, baik dengan menggunakan otot maupun pikiran, sama sifatnya seperti bermain dan istirahat.
Ø  Manusia mampu dan mau mengendalikan dan memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai tujuan yang merupakan komitmen pribadinya.
Ø  Tingkat keterkaitan (komitmen) tergantung pada imbalan yang akan diterima jika tujuan tersebut tercapai.
Ø  Manusia pada dasarnya menyukai tanggung jawab dan mau mencarinya.
Ø  Manusia pada hakikatnya kreatif dan mempunyai banyak cadangan kemampuan yang masih terpendam.

·         Manajemen berdasarkan sasaran
Manajemen berdasarkan sasaran atau MBO/ Management by objectives adalah suatu system manajemen dimana atasan dan bawahan secara bersama-sama menentukan sasaran atau tujuan yang disepakati keduabelah pihak dan selaras dengan tujuan perusahaan dan menentukan cara pengukuran prestasi kerja pada masing-masing bidang dari tanggung jawab utamanya.






MOTIVASI
Motivasi adalah rangsangan yang menghasilkan tidakan dan pelaksanaan tindakan merupakan fungsi utama manajemen.
·         Hirarki kebutuhan maslow
Hirarki kebutuhan maslow didasarkan pada gagasan bahwa bermacam bentuk kebutuhan mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda bagi perorangan, tergantung pada tingkat kepuasan perorangan pada saat itu. Maslow mengemukakan bahwa kepentingan yang paling mendasar bagi manusi adalah kelangsungan hidup lalu diikuti oleh keterjaminan, persahabatan, kedudukan, dan yang terakhir perwujudan diri.

·         Factor motivator dan higienik
Factor higienik, atau obat penyembuh adalah syarat yang di[erlukan untuk mempertahankan para karyawan dalam keadaan sehat jasmani, social, dan mental.
·         Motivator
Adalah sumber imbalan” atau keadaan yang mendorong para karyawan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja. Motivator menumbuhkan komitmen atau keterkaitan terhadap tugas.


ANALISIS TRANSAKSIONAL: SUATU TOPIK AKHIR

·         Model O-D-A
Analisis transaksional membagi prilaku manusia kedalam tifa kelas sifat ego (ego statue): orang tua, dewasa, dan anak. Sifat ego ini terlepas dari umur dan pertalian kekeluargaan.
Sifat Ego Orang Tua,  kadang disebut juga dengan konsep hidup yang dipelajari, menunjukkan nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku yang dibentuk pada awal kehiduoan berdasarkan figure kewenangan khususnya orang tua. Tiga kategori dari sifat ego orang tua penting bagi manajemen: orang tua yang berprasangka, orang tua yang mendidik, orang tua yang mengkritik.
Sifat Ego Dewasa (adult ego state),  sering disebut sebagai computer seseorang karena menunjukkan pemikiran logis berdasarkan fakta sebagaimana hlnya dengan computer. Dalam sikap dewasa seseorang menganalisis, memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan, membuat pertimbangan objektif, dan mengambil keputusan.
Sifat Ego anak-anak (child ego state), mencakup perasaan dan emosi manusia, atau berkaitan dengan pola perilaku yang kekanak-kanakan.

·         Mengenali sifat ego
Manajer yang mengenali sifat ego akan dapat melakuan tindakan penyeliaan secara tepat. Para manajer dapat mempelajari corak perilaku dan menyesuaikan respons menurut keadaan yang dihadapi. Corak itu meliputi kata-kata dan ungkapan yang sering terlontar, nada suara, ekspresi mka, dan sikap tubuh.

·         Transaksi yang dianalisis
Transaksi adalah sesuatu yang terjadi diantara dua orang, entah itu berupa kata-kata atau perbuatan.transaksi melibatkan ego kedua orang tersebut. Menganalisis transaksi di antara dua orang dapat menjadi alat yang ampuh bagi para manajer yang menyadari bahwa komunikasi merupakan bagian penting dari penyeliaan.
Transaksi yang Saling Melengkapi, dalam transaksi yang saling melengkapi atau saling bersambut (complementary transaction), seseorang menyampaikan pesan kemudian menerima respons yang wajar dan masuk akal dari penerima pesan. Dalam bentuk transaksi ini, komunikasi tetap terbka dan cenderung berlanjut.
Transaksi silang, Transaksi silang atau bentrokan (crossed) adalah komunikasi yang meleset atau tidak bersambut baik; respons-yang-tidak-diharapkan diterima dari sifat ego yang tidak semestinya, dan hasilnya adalah komunikasi yang lambat laun berantakan.
Transaksi terselubung (ulterior transaction),  terdiri dari dua perangkat transaksi sekaligus. Yang pertama adalah pesan yang lugas, dan yang kedua merupakan pesan terselubung tapi jelas bagi pihak lain.

·         Komunikasi yang Efektif, komunikasi yang efektif sangat penting bagi penyeliaan yang baik.


·         Sapaan Yang Berbeda Bagi Kelompok Yang Berbeda
Setiap orang ingin dihargai dan diakui orang lain. Pada analisis transaksional setiap pengakuan atas kehadiran seseorang dikenal sebagai sapaan (stroke).
Sapaan dapat hanya berupa satu kata “hai”; dapat pula berupa gerak isyarat- senyum atau anggukan; juga berupa sentuhan, jabat tangan atau tepukan di punggung. Sapaan adalah sesuatu yang mengatakan, “saya tahu anda berada disitu”.
Sapaan positif, sapaan positif (positive stroke) adalah suatu bentuk pengakuan yang membuat orang merasa tenang, bergairah, dan merasa berarti.
Sapaan positif tanpa syarat, sapaan positif tanpa syarat (positive unconditional stroke) menyampaikan pesan melalui kata-kata atau isyarat tapa ada syarat atau tuntutan dari sapaan tersebut.

Sapaan positif yang bersyarat, sapaan positif yang bersyarat (conditional positive stroke) merupakan pengakuan yang diberikan guna memodifikasi atau memengaruhi perilaku orang yang disapa secara sungguh-sungguh.