Kamis, 15 Januari 2015

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL ( BAB 1 )

BAB I
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL DAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL

1.            Berbagai Resiko Bisnis Multinasional
Bisnis multinasional memang penuh resiko. Jelaskan perbedaan antara resiko politik makro dan mikro, resiko utama daerah dan resiko utama perusahaan.
Jawab:
•             Resiko Politik Makro adalah resiko yang mempengaruhi semua perusahaan asing disuatu negara tanpa melihat apapun yang mereka lakukan. Resiko ini mendapatkan perhatian khusus para banker Internasional, yang kerap menetapkan batas-batas keseluruhan terhadap pinjaman bagi beberapa negara tertentu berdasarkan persepsi mereka tentan resiko negara tersebut
•             Resiko Politik Mikro adalah resiko yang lebih spesifik terhadap suatu industry, perusahaan atau proyek. Resiko ini lebih menjadi perhatian bagi MNE karena resiko – resiko mikro seperti politik dan nepotisme memberikan kontribusi terhadap pengelolaan perusahaan asing
•             Resiko Utama Daerah adalah mencakup resiko – rssiko yang berhubungan dengan etnis, ras, keagamaan, kesukuan dan perang saudara yang ada dikawasan daerah tempat MNE akan beroperasi
•             Resiko Utama Perusahaan adalah mencakup resiko-resiko yang akan di terima MNE ketika beroperasi seperti : Perbedaan antara pemerintah yang bersikap responsive terhadap warga negaranya dan MNE yang lebih responsive terhadap pemilik dan stakeholder lainnya

2.            Kekayaan Perusahaan versus Memaksimalkan Kekayaan Pemegang Saham
Sebelum para eksekutif dapat “mengatur”, tujuan yang ingin dicapai harus sudah jelas, baik secara pribadi maupun perusahaan. Dua falsafah utama yang diuraikan dalam bab ini, kekayaan perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemegang saham, dapat mengantar manajemen suatu perusahaan untuk membuat keputusan yang sangat bertentangan.
a.            Laveraged Buyout merupakan sebuah maneuver keuangan dimana sekelompok investor mendapatkan control atas sebuah perusahaan dan kemudian melikuidasi asset-asetnya (yakni, melepaskan seluruh atau sebagian asset perusahaan yang masih produktif) supaya dapat melunasi harga pembelian. Bagaimana hal ini akan dipandang di suatu negara yang percaya akan memaksimalkan kekayaan perusahaan? Di sebuah negara yang percaya akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham?
Jawab:
Menurut saya, Laveraged Buyout lebih cenderung kepada perusahaan yang menganut model memaksimumkan kekayaan perusahaan (CWM) karena melepaskan seluruh/sebagian asset perusahaan yang masih produktif untuk melunasi hutang tentunya akan menambah nilai perusahaan tersebut baik dimata investor maupun pasar sekuritas dan sejenisnya. Kelak jika perusahaan tersebut ingin memperoleh pinjaman tidak akan susah dinegara yang menganut system ini mengingat nilai perusahaan tersebut baik (mau melunasi utangnya dengan cepat)
b.            Dalam suatu dewan direktur yang saling mengunci (interlocking), para anggota dewan utama suatu perusahaan juga duduk dalam dewan utama perusahaan kedua. Bagaimana praktik ini biasanya dipandang dari kedua falsafah SWM dan CWM?
Jawab:
Akan diberlakukannya Pengendalian Perusahaan yaitu tidak memberlakukannya Satu-Saham-Satu-Suara. Sebagai gantinya memberlakukan norma yang berlaku yaitu saham dengan 2 hak suara dan pembatasan terhadap berapa banyak saham yang dapat dipilih

c.             Disejumlah negara, serikat pekerja diwakili didewan direktur praktis oleh perundang-undangan yang mengharuskan keanggotaan sedemikian. Bagaimana ini akan membantu memenuhi tujuan masing-masing dari kedua falsafah tersebut? Bagaimana  kerugian yang ditimbulkannya bagi tercapainya tujuan-tujuan tersebut?
Jawab:

d.            Bagaimana pandangan masing-masing falsafah itu terhadap strategi penggunaan keumpilan (kemampuan untuk membayar) yang tinggi? Menurut model mana keumpilan cenderung lebih tinggi?
Jawab:
Strategi Penggunaan Kempilan yang tinggi cenderung berfokus pada model memaksimumkan kekayaan pemegang saham semakin tinggi karena semakin tinggi tinggi kemampuan membayar sebuah perusahaan maka perputaran keuangan perusahaan pun semakin tinggi. Hal ini tentu hanya memikirkan model SWM karena memperoleh laba yang tinggi saja , tidak memperhatikan pentingnya nilai perusahaan.

e.            Bagaimana pandangan masing-masing falsafah itu terhadap diversikfikasi strategi yang menciptakan sebuah konglomerat?
Jawab:

f.             Bagaimana pandangan masing-masing falsafah itu terhadap strategi untuk meraih focus dengan mendivestasikan sejumlah operasi?
Jawab:
Menurut SWM  jika mendivestasikan sejumlah operasi maka tentu mengurangi tingkat pendapatannya. Hal ini akan bertentangan dengan teori SWM.
Menurut CWM jika melakukan divestasi sejumlah operasi maka tentu akan berdampak baik jika memang hal tersebut penting dilakukan seperti melakukan divestasi agar karyawan tidak terlalu letih bekerja, atau pun untuk mengurangi biaya operasional sehingga dana tersebut dapat dipakai untuk menutupi hutang atau untuk melakukan ekspansi usaha. Tentu jika contoh-contoh tersebut yang mempengaruhi terjadi divestasi maka seseuai dengan teori CWM.





3.            Prinsip – prinsip Universal versus Norma yang Ditentukan secara Kultural
Jelaskan apakah tugas-tugas keuangan berikut ini benar-benar dibimbing oleh prinsip-prinsip universal atau norma-norma yang ditentukan secara kultural
a.            Perhitungan discount rate yang akan digunakan dalam analisis capital budgeting
Jawab:
Ya, karena urusan tentang discount rate terhadap capital budgeting itu urusan pemerintah sedangkan prinsip-prinsip universal atau norma-norma yang ditentukan secara kultural itu hanya untuk pembanding perusahaan MNE terhadap tujuan keuangan perusahaan itu sendiri

b.            Penentuan campuran optimal dari piutang dan ekuitas bagi struktut keuangan sebuah perusahaan
Jawab:
Ya, karena hal tersebut kelak akan mengacu  pada Kebenaran Universal ( Kebanyakan perusahaan memaksimumkan imbal hasil) dan norma yang ditentukan secara kultural (mengacu bagaimana imbal hasil tersebut diukur dan dari sudut pandang siapa)

c.             Penentuan proporsi net profit seberapakah yang akan didistribusikan kepada para pemegang saham dan proporsi berapakah yang akan dipertahankan oleh perusahaan bagi kebutuhan pertumbuhan di kemudian hari (kebijakan deviden)
Jawab:
Ya, karena hal tersebut akan mengacu pada Kebenaran Universal (Perusahaan terdiri dari kelompok-kelompok stakeholder yang saling berkompetisi dan saling bekerjasama) dan norma yang ditentukan secara kultural ( kelompok stakeholder yang mendominasi)

4.            Satu Saham Satu Suara versus Saham dengan Dua Hak Suara
Securities and Exchange Commission Amerika Serikat baru-baru ini menegaskan kembali keinginan perusahaan-perusahaan AS untuk mengikuti kebijakan satu saham satu suara. Di lain pihak, banyak perusahaan Eropa memiliki dua tipe share capital, saham A dan B, dengan hak suara yang berbeda. Mengapa anda yakin orang eropa mau mengizinkan perbedaan dalam hak suara ini?
Jawab:
Karena Eropa sekarang ini lebih mengacu kepada model CWM yaitu mengacu kepada maksimasi kekayaan perusahaan yaitu membuat image baik dimata investor maupun pasar sekuritas karena hal itu lebih menguntungkan dijangka panjang ketimbang hanya berfokus pada maksimasi kekayaan pemegang saham

5.            Tujuan-tujuan Keuangan Jepang
Luas diyaki bahwa tujuan kebanyakan perusahaan besar Jepang adalah memaksimalkan kekayaan korporat dalam jangka panjang. Kelangsungan hidup perusahaan merupakan hal yang terpenting, daripada memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Apa saja karakteristik masyarakat Jepang yang telah membuat maksimisasi kekayaan pemegang saham? Aapakah itu masih berlaku sekarang, ataukah perusahaan-perusahaan Jepang sedang menjadi lebih berorientasi pada pemegang saham?
Jawab:
Karena Jepang tidak termasuk kedalam negara – negara Aglo – American dan memiliki sejumlah perusahaan MNE yang besar. Mau tidak mau Jepang harus mebcari sumber dana dari pasar –pasar ekuitas dan pinjaman global. Jadi bukan hal yang tidak mungkin untuk mempertahankan biaya agar tetap kompetitif dan ketersediaan modal Jepang sering mengutamakan kepentingan pemegang saham. Contohnya : diberlakukannya system Satu-Saham-Satu-Suara

6.            Motif-motif MNE
MNE melakukan investasi langsung diluar negeri karena berbagai alasan. Sesuaikan daftar berbagai motivasi dengan daftar berbagai MNE (melihat motif utama saja) berikut ini
Motif
Pencari Pasar – Hewlett Packard
Pencari Bahan Mentah – Coca cola
Pencari Efesiensi Produksi – BP Amoco
Pencari Pengetahuan – NEC (Nippon Electric dari Jepang)
Pencari Keamanan Politik – Jardine Matheson (Hong Kong)
Jawab:
Pencari Pasar melakukan produksi di pasar – pasar asing untuk memenuhi permintaan local maupun untuk melakukan ekspor kepasar-pasar selain pasar dalam negeri mereka
Pencari Bahan Mentah mengambil bahan mentah dari mana pun mereka dapat menemukannya, baik untuk ekspor ataupun diproses lebih lanjut dan dijual dinegara tuan rumah
Pencari efesien-produksi memproduksi dinegara-negara dimana satu atau lebih factor produksi jauh lebih murah harganya relative terhadap prodduktivitas mereka
Pencari pengetahuan beroperasi dinegara-negara asing untuk mendapatkan akses terhadap teknologi atau keahlian manajerial
Pencari keamanan politik membeli atau mendirikan operasi baru di negara-negara yang dianggap cenderung tidak melakukan nasionalisasi atau mengganggu perusahaan swasta


 BETHANIA FEBYOLETTA
120502165
MANAJEMEN USU



Tidak ada komentar:

Posting Komentar