BAB I
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
DAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
1. Berbagai Resiko Bisnis Multinasional
Bisnis multinasional memang penuh
resiko. Jelaskan perbedaan antara resiko politik makro dan mikro, resiko utama
daerah dan resiko utama perusahaan.
Jawab:
• Resiko
Politik Makro adalah resiko yang mempengaruhi semua perusahaan asing disuatu
negara tanpa melihat apapun yang mereka lakukan. Resiko ini mendapatkan
perhatian khusus para banker Internasional, yang kerap menetapkan batas-batas keseluruhan
terhadap pinjaman bagi beberapa negara tertentu berdasarkan persepsi mereka
tentan resiko negara tersebut
• Resiko
Politik Mikro adalah resiko yang lebih spesifik terhadap suatu industry,
perusahaan atau proyek. Resiko ini lebih menjadi perhatian bagi MNE karena
resiko – resiko mikro seperti politik dan nepotisme memberikan kontribusi
terhadap pengelolaan perusahaan asing
• Resiko
Utama Daerah adalah mencakup resiko – rssiko yang berhubungan dengan etnis,
ras, keagamaan, kesukuan dan perang saudara yang ada dikawasan daerah tempat
MNE akan beroperasi
• Resiko
Utama Perusahaan adalah mencakup resiko-resiko yang akan di terima MNE ketika
beroperasi seperti : Perbedaan antara pemerintah yang bersikap responsive
terhadap warga negaranya dan MNE yang lebih responsive terhadap pemilik dan
stakeholder lainnya
2. Kekayaan Perusahaan versus Memaksimalkan Kekayaan
Pemegang Saham
Sebelum para eksekutif dapat
“mengatur”, tujuan yang ingin dicapai harus sudah jelas, baik secara pribadi
maupun perusahaan. Dua falsafah utama yang diuraikan dalam bab ini, kekayaan
perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemegang saham, dapat mengantar manajemen
suatu perusahaan untuk membuat keputusan yang sangat bertentangan.
a. Laveraged Buyout merupakan sebuah maneuver keuangan dimana
sekelompok investor mendapatkan control atas sebuah perusahaan dan kemudian
melikuidasi asset-asetnya (yakni, melepaskan seluruh atau sebagian asset
perusahaan yang masih produktif) supaya dapat melunasi harga pembelian.
Bagaimana hal ini akan dipandang di suatu negara yang percaya akan
memaksimalkan kekayaan perusahaan? Di sebuah negara yang percaya akan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham?
Jawab:
Menurut saya, Laveraged Buyout
lebih cenderung kepada perusahaan yang menganut model memaksimumkan kekayaan
perusahaan (CWM) karena melepaskan seluruh/sebagian asset perusahaan yang masih
produktif untuk melunasi hutang tentunya akan menambah nilai perusahaan
tersebut baik dimata investor maupun pasar sekuritas dan sejenisnya. Kelak jika
perusahaan tersebut ingin memperoleh pinjaman tidak akan susah dinegara yang
menganut system ini mengingat nilai perusahaan tersebut baik (mau melunasi
utangnya dengan cepat)
b. Dalam suatu dewan direktur yang saling mengunci
(interlocking), para anggota dewan utama suatu perusahaan juga duduk dalam
dewan utama perusahaan kedua. Bagaimana praktik ini biasanya dipandang dari
kedua falsafah SWM dan CWM?
Jawab:
Akan diberlakukannya Pengendalian
Perusahaan yaitu tidak memberlakukannya Satu-Saham-Satu-Suara. Sebagai gantinya
memberlakukan norma yang berlaku yaitu saham dengan 2 hak suara dan pembatasan
terhadap berapa banyak saham yang dapat dipilih
c. Disejumlah negara, serikat pekerja diwakili didewan
direktur praktis oleh perundang-undangan yang mengharuskan keanggotaan sedemikian.
Bagaimana ini akan membantu memenuhi tujuan masing-masing dari kedua falsafah
tersebut? Bagaimana kerugian yang
ditimbulkannya bagi tercapainya tujuan-tujuan tersebut?
Jawab:
d. Bagaimana pandangan masing-masing falsafah itu terhadap
strategi penggunaan keumpilan (kemampuan untuk membayar) yang tinggi? Menurut
model mana keumpilan cenderung lebih tinggi?
Jawab:
Strategi Penggunaan Kempilan yang
tinggi cenderung berfokus pada model memaksimumkan kekayaan pemegang saham
semakin tinggi karena semakin tinggi tinggi kemampuan membayar sebuah
perusahaan maka perputaran keuangan perusahaan pun semakin tinggi. Hal ini
tentu hanya memikirkan model SWM karena memperoleh laba yang tinggi saja ,
tidak memperhatikan pentingnya nilai perusahaan.
e. Bagaimana pandangan masing-masing falsafah itu terhadap
diversikfikasi strategi yang menciptakan sebuah konglomerat?
Jawab:
f. Bagaimana pandangan masing-masing falsafah itu terhadap
strategi untuk meraih focus dengan mendivestasikan sejumlah operasi?
Jawab:
Menurut SWM jika mendivestasikan sejumlah operasi maka
tentu mengurangi tingkat pendapatannya. Hal ini akan bertentangan dengan teori
SWM.
Menurut CWM jika melakukan
divestasi sejumlah operasi maka tentu akan berdampak baik jika memang hal
tersebut penting dilakukan seperti melakukan divestasi agar karyawan tidak
terlalu letih bekerja, atau pun untuk mengurangi biaya operasional sehingga
dana tersebut dapat dipakai untuk menutupi hutang atau untuk melakukan ekspansi
usaha. Tentu jika contoh-contoh tersebut yang mempengaruhi terjadi divestasi
maka seseuai dengan teori CWM.
3. Prinsip – prinsip Universal versus Norma yang Ditentukan
secara Kultural
Jelaskan apakah tugas-tugas
keuangan berikut ini benar-benar dibimbing oleh prinsip-prinsip universal atau
norma-norma yang ditentukan secara kultural
a. Perhitungan discount rate yang akan digunakan dalam
analisis capital budgeting
Jawab:
Ya, karena urusan tentang
discount rate terhadap capital budgeting itu urusan pemerintah sedangkan
prinsip-prinsip universal atau norma-norma yang ditentukan secara kultural itu
hanya untuk pembanding perusahaan MNE terhadap tujuan keuangan perusahaan itu
sendiri
b. Penentuan campuran optimal dari piutang dan ekuitas bagi
struktut keuangan sebuah perusahaan
Jawab:
Ya, karena hal tersebut kelak
akan mengacu pada Kebenaran Universal (
Kebanyakan perusahaan memaksimumkan imbal hasil) dan norma yang ditentukan
secara kultural (mengacu bagaimana imbal hasil tersebut diukur dan dari sudut
pandang siapa)
c. Penentuan proporsi net profit seberapakah yang akan
didistribusikan kepada para pemegang saham dan proporsi berapakah yang akan
dipertahankan oleh perusahaan bagi kebutuhan pertumbuhan di kemudian hari
(kebijakan deviden)
Jawab:
Ya, karena hal tersebut akan
mengacu pada Kebenaran Universal (Perusahaan terdiri dari kelompok-kelompok
stakeholder yang saling berkompetisi dan saling bekerjasama) dan norma yang
ditentukan secara kultural ( kelompok stakeholder yang mendominasi)
4. Satu Saham Satu Suara versus Saham dengan Dua Hak Suara
Securities and Exchange
Commission Amerika Serikat baru-baru ini menegaskan kembali keinginan
perusahaan-perusahaan AS untuk mengikuti kebijakan satu saham satu suara. Di
lain pihak, banyak perusahaan Eropa memiliki dua tipe share capital, saham A
dan B, dengan hak suara yang berbeda. Mengapa anda yakin orang eropa mau
mengizinkan perbedaan dalam hak suara ini?
Jawab:
Karena Eropa sekarang ini lebih
mengacu kepada model CWM yaitu mengacu kepada maksimasi kekayaan perusahaan
yaitu membuat image baik dimata investor maupun pasar sekuritas karena hal itu
lebih menguntungkan dijangka panjang ketimbang hanya berfokus pada maksimasi
kekayaan pemegang saham
5. Tujuan-tujuan Keuangan Jepang
Luas diyaki bahwa tujuan
kebanyakan perusahaan besar Jepang adalah memaksimalkan kekayaan korporat dalam
jangka panjang. Kelangsungan hidup perusahaan merupakan hal yang terpenting,
daripada memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Apa saja karakteristik
masyarakat Jepang yang telah membuat maksimisasi kekayaan pemegang saham? Aapakah
itu masih berlaku sekarang, ataukah perusahaan-perusahaan Jepang sedang menjadi
lebih berorientasi pada pemegang saham?
Jawab:
Karena Jepang tidak termasuk
kedalam negara – negara Aglo – American dan memiliki sejumlah perusahaan MNE
yang besar. Mau tidak mau Jepang harus mebcari sumber dana dari pasar –pasar
ekuitas dan pinjaman global. Jadi bukan hal yang tidak mungkin untuk
mempertahankan biaya agar tetap kompetitif dan ketersediaan modal Jepang sering
mengutamakan kepentingan pemegang saham. Contohnya : diberlakukannya system
Satu-Saham-Satu-Suara
6. Motif-motif MNE
MNE melakukan investasi langsung
diluar negeri karena berbagai alasan. Sesuaikan daftar berbagai motivasi dengan
daftar berbagai MNE (melihat motif utama saja) berikut ini
Motif
Pencari Pasar – Hewlett Packard
Pencari Bahan Mentah – Coca cola
Pencari Efesiensi Produksi – BP
Amoco
Pencari Pengetahuan – NEC (Nippon
Electric dari Jepang)
Pencari Keamanan Politik –
Jardine Matheson (Hong Kong)
Jawab:
Pencari Pasar melakukan produksi
di pasar – pasar asing untuk memenuhi permintaan local maupun untuk melakukan
ekspor kepasar-pasar selain pasar dalam negeri mereka
Pencari Bahan Mentah mengambil
bahan mentah dari mana pun mereka dapat menemukannya, baik untuk ekspor ataupun
diproses lebih lanjut dan dijual dinegara tuan rumah
Pencari efesien-produksi
memproduksi dinegara-negara dimana satu atau lebih factor produksi jauh lebih
murah harganya relative terhadap prodduktivitas mereka
Pencari pengetahuan beroperasi
dinegara-negara asing untuk mendapatkan akses terhadap teknologi atau keahlian
manajerial
Pencari keamanan politik membeli
atau mendirikan operasi baru di negara-negara yang dianggap cenderung tidak
melakukan nasionalisasi atau mengganggu perusahaan swasta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar