A. Economic
Value of Money
Economic Value of Money merupakan prinsip yang
dianut oleh teori ekonomi konvensional dimana nilai uang yang dimiliki saat ini
adalah lebih berharga daripada nilai uang yang akan di terima satu dolar di
masa depan. Uang yang dipegang saat ini
bernilai lebih karena dapat berinvestasi dan mendapatkan bunga.
Misalnya, berinvestasi 1 dolar selama satu tahun pada
6% bunga tahunan dan mengumpulkan $ 1,06 pada akhir tahun ini. Bisa dikatakan
bahwa masa depan nilai 1 dolar adalah $ 1,06 diberi tingkat bunga 6% pada
periode satu tahun.
Konsep utama TVM adalah bahwa nilai uang penerimaan
pembayaran di masa depan dapat dikonversi ke nilai setara hari ini. Sebaliknya,
Anda dapat menentukan nilai uang yang akan tumbuh di masa depan.
Fungsi utama uang dalam teori ekonomi konvensional
adalah:
·
Sebagai alat tukar (medium of exchange)
uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran.
·
Sebagai alat kesatuan hitung (Unit of
Account) untuk menentukan nilai/harga sejenis barang dan sebagai perbandingan
harga satu barang dengan barang lain.
·
Sebagai alat penyimpan/penimbun kekayaan
(Store of Value) dapat dalam bentuk uang atau barang.
Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan
perilaku uang dalam ekonomi konvensional, antara lain:
·
Teori
Moneter Klasik. Teori permintaan uang klasik tercermin
dalam teori kuantitas uang. Keberadaan uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga,
tetapi ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.
·
Teori
Keynes. Menurut Keynes, motif seseorang untuk memegang
uang ada tiga tujuan yaitu: Transaction Motive, Precautionary Motive (keperluan
berjaga-jaga) dan Speculative Motive. Motif transaksi dan berjagajaga
ditentukan oleh tingkat pendapatan, sedangkan motif spekulasi ditentukan oleh
tingkat suku bunga.
·
Konsep
Time Value of Money. Dua hal yang menjadi alasan munculnya
konsep ini adalah: presence of inflation dan preference present consumption to
future consumption.
Berdasarkan pada Konsep Teori Ekonomi
Konvensional yaitu Konsep Time Value of Money inilah maka dijadikan sebagai
konsep yang dianut seluruh bank konvensional dunia.
Maka, Time Value of Money (TVM) adalah
sebuah konsep penting dalam pengelolaan keuangan. Hal ini dapat digunakan untuk
membandingkan alternatif investasi dan untuk memecahkan masalah yang melibatkan
pinjaman, sewa, tabungan, dan anuitas.
TVM didasarkan pada konsep bahwa nilai
uang yang dimiliki saat ini adalah lebih berharga daripada nilai uang yang akan
di terima satu dolar di masa depan. Uang yang dipegang saat ini bernilai lebih karena dapat berinvestasi
dan mendapatkan bunga.
Misalnya, berinvestasi 1 dolar selama
satu tahun pada 6% bunga tahunan dan mengumpulkan $ 1,06 pada akhir tahun ini.
Bisa dikatakan bahwa masa depan nilai 1 dolar adalah $ 1,06 diberi tingkat
bunga 6% pada periode satu tahun.
Konsep utama TVM adalah bahwa nilai uang
penerimaan pembayaran di masa depan dapat dikonversi ke nilai setara hari ini.
Sebaliknya, Anda dapat menentukan nilai uang yang akan tumbuh di masa depan.
Dapat dihitung nilai kelima jika diberi
empat dari: Suku Bunga, Jumlah Periode, Pembayaran, Present Value, dan Future
Value.
1. Bunga
Bunga adalah biaya
untuk meminjam uang, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari jumlah
pinjaman selama jangka waktu tertentu. Bunga dapat diklasifikasikan menjadi 2 :
·
Bunga dihitung sama pada 1 periode
waktu. (bunga flat)
·
Bunga dihitung setiap periode pada
jumlah pinjaman yang asli ditambah semua bunga yang belum dibayar terakumulasi
hingga saat ini. (bunga compound)
2. Jumlah
Periode
Periode rata-spasi
interval waktu. Setiap interval harus sesuai dengan periode peracikan untuk
satu atau jumlah periode pembayaran dalam suatu anuitas.
3. Pembayaran
Merupakan aliran keluar
masuk kas yang terdiri dari pendebetan atau pengkreditan
4. Present
Value
Present Value adalah
jumlah hari yang setara dengan pembayaran masa depan, atau serangkaian
pembayaran, yang telah diabaikan oleh tingkat bunga yang sesuai.
Contoh :
Nilai
masa sekarang untuk aliran kas tunggal
Misalkan proses
pendiskontoan dilakukan 1 tahun 2x dengan tingkat diskonto 10% per tahun berapa
nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.100 yang akan kita terima 1 tahun
mendatang? Berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.610,5 yang akan kita
terima 5 tahun mendatang?
PVo = FVn [1 + (r/k)]n . k
PV1 = 1.100 / [1 + (0,1 / 2)1 . 2 =
997,73
PV5 = 1.610,5 / [1 + (0,1 / 2)5×2 =
988,71
Ket :
Pvo = Nilai sekarang
FVn = Nilai masa mendatang
r = tingkat diskonto
k = tingkat penggandaan
n = periode waktu
5. Future
Value
Future Value adalah
jumlah uang yang investasi dengan tetap, ditambah bunga akan tumbuh oleh
beberapa tanggal masa depan.
Contoh :
Nilai
masa mendatang untuk aliran kas tunggal
Jika kita memperoleh
uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian menginvestasikan pada tabungan dengan
tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang?. Hal ini dapat bisa di
hitung dengan rumus :
FV = PO + PO ( r )
= PO + ( 1 + r )
Ket :
FV = Nilai Masa Mendatang
PO = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 )
= 1.100
Pentingnya sebuah konsep Time Value Of Money dalam
pengelolaan keuangan sehingga hal in dapat digunakan untuk membandingkan
alternatif investasi dan untuk memecahkan masalah yang melibatkan pinjaman,
sewa, tabungan dan anuitas. Time Value Of Money didasarkan konsep bahwa nilai
uang yang dimilki saat ini adalah lebih besar/berharga daripada nilai uang yang
akan diterima satu dolar dimasa depan uang yang dipegang saat ini bernilai
lebih karena dapat berinvestasi dan bisa mendapatkan bunga.
Dalam islam tdak mengenal adanya time value of
money. Yang dikenal adalah economic value of time. Teori time value of money
adalah sebuah kekeliruan besar karena mengambal dari ilmu teori pertumbuhan
populasi dan tidak ada di ilmu finance.
B. Economic
Value of Time
Teori
economic value of time dikembangkan pada abad ke-7 Masehi. Pada saat
digunakannya emas dan perak sebagai alat tukar. Logam ini diterima sebagai alat
tukar disebabkan nilai intrinsiknya, bukan karena mekanisme untuk dikembangkan
selama periode itu, sehingga hubungan debitur/kreditur yang muncul bukan karena akibat transaksi
dagang langsung, namun jelas merupakan transaksi “permintaan uang”.
Landasan
atau keadaan yang digunakan oleh ekonomi konvensional yang ditolak dalam
ekonomi Islam, yaitu keadaan al-ghunmu bi al-ghurni (mendapatkan hasil tanpa
memperhatikan resiko) dan al kharaj bi al-dhaman (memperoleh hasil tanpa
mengeluarkan suatu biaya).
Dalam
pandangan Islam mengenai waktu, waktu bagi semua orang adalah sama
kuantitasnya, yaitu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam sepekan. Nilai waktu
antara satu orang dengan orang lainnya, akan berbeda dari sisi kualitasnya.
Jadi faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan
waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan
semakin tinggi nilai waktunya.
Di
dalam Islam, keuntungan bukan saja keuntungan di dunia, namun yang dicari
adalah keuntungan di dunia dan di akherat. Oleh karena itu, pemanfaatan waktu
itu bukan saja harus efektif dan efisien, namun harus juga didasari dengan
keimanan. Keimanan inilah yang akan mendatangkan keuntungan di akhirat.
Maka,
Teori Economic of Time ini dianut oleh Bank berbasis syariah dimana keuntungan
yang diperoleh pihak bank di bagi juga kepada nasabah (Bagi Hasil). Dalam
transaksi bagi hasil, yang ada adalah hubungan antara pemodal dengan yang
memproduktifkan modal tersebut. Jadi, tidak ada pihak yang telah melaksanakan
kewajiban namun masih tertahan haknya.
Ajaran
Islam mendorong pemeluknya untuk selalu menginvestasikan tabungannya. Di
samping itu, dalam melakukan investasi tidak menuntut secara pasti akan hasil
yang akan datang. Hasil investasi di masa yang akan datng sangat dipengaruhi
berapa faktor, baik faktor yang dapat diprediksikan maupun tidak. Faktor-faktor
yang dapat diprediksikan atau dihitung sebelumnya adalah: berapa banyaknya
modal, berapa nisbah yang disepakati, berapa kali modal dapat diputar.
Sementara faktor efeknya tidak dapat dihitung secara pasti atau sesuai dengan
kejadian adalah return (perolehan usaha).
Berdasarkan
hal di atas, maka dalam mekanisme investasi menurut Islam, persoalan nilai
waktu uang yang diformulasikan dalam bentuk bunga adalah tidak dapat diterima.
Dengan demikian, perlu dipikirkan bagaimana formula pengganti yang seiring
dengan nilai dan jiwa Islam. Hubungan formula tersebut dapat ditemukan formula
investasi menurut pandangan Islam sebagai berikut :
Y= [(QxR)x v]+W
Ket
:
Y
= Pendapatan
Q
= Nisbah bagi hasil
R
= Return usaha
v
= Tingkat pemanfaatan harta
C. Kesimpulan
Dalam ekonomi Islam, fungsi uang yang diakui hanya
sebagai alat tukar (medium of exchange) dan kesatuan hitung (unit of account).
Uang itu sendiri tidak memberikan kegunaan/manfaat, akan tetapi fungsi uanglah
yang memberikan kegunaan. Uang menjadi berguna jika ditukar dengan benda yang
nyata atau jika digunakan untuk membeli jasa. Oleh karena itu uang tidak bisa
menjadi komoditas/barang yang dapat diperdagangkan.
Dalam konsep ekonomi Islam uang adalah milik
masyarakat (money is goods public). Barang siapa yang menimbun uang atau
dibiarkan tidak produktif berarti mengurangi jumlah uang beredar yang dapat
mengakibatkan tidak jalannya perekonomian. Jika seseorang sengaja menumpuk
uangnya tidak dibelanjakan, sama artinya dengan menghalangi proses atau
kelancaran jual beli. Implikasinya proses pertukaran dalam perekonomian
terhambat.
Disamping itu penumpukan uang/harta juga dapat
mendorong manusia cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak, rakus
dan malas beramal (zakat, infak dan sadaqah). Sifat-sifat tidak baik ini juga
mempunyai imbas yang tidak baik terhadap kelangsungan perekonomian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar