KUALANAMU
OH KUALANAMU
Seruan
dan letihnya warga Tanjung Morawa, Sumatera Utara mungkin bisa diekspresikan
seperti judul diatas. Bagaimana tidak? Sudah memasuki tahun keenam, namun
Kualanamu yang sungguh fenomenal ini belum rampung juga.
Begitu
banyak spekulasi bergejolak dikalangan masyarakat. Warga sekitar Tanjung
Morawalah yang paling tahu persisnya bagaimana proyek ini berjalan. Warga
meresahkan biaya ganti rugi lahan akibat penggusuran rumah mereka yang tak
kunjung selesai. Dan yang paling membuat warga terhenyak adalah pemerintah
sudah tidak mau membayar ganti rugi lahan lagi.
Alih-alih
pemerintah berasalan tidak mau membayar lagi dikarenakan lahan yang dihuni
warga tersebut merupakan Hak Guna Usaha PTPN II.Sudah banyak warga merelakan
halamannya digusur, bahkan separuh bagian bangunan rumah warga sudah raib
diakibatkan penggusuran ini. Ganti rugi lahan hanya bisa diberikan pemerintah
apabila mengantongi Sertifikat Hak Milik Lahan. Bagi yang tidak punya?
Jawabannya belum ditemukan sampai saat
ini. Padahal mereka sudah bermukim disana selama bertahun-tahun. Dimanakah hati
nurani pemerintah?
Belum
lagi truk-truk pengangkut material untuk pembangun jalur akses ke
Kualanamu cukup mengganggu kenyaman
masyarakat. Polusi-polusi yang ditimbulkan cukup membuat warga gigit jari.
Pembangunan
proyek sudah 94% rampung. Diharapkan tidak ada lagi diundurnya pembangunan.
Mengingat dana yang sudah terkuras total anggaran sudah mencapai 4,7 Triliun,
sungguh tidak elok bila proyek semakin diperlama.
Ditambah
lagi dengan masalah ganti rugi lahan penduduk tak kunjung menuai solusi,
peranan pemerintah haruslah cakap dalam menelaah masalah ini agar
polemik-polemik di masyarakat cepat berakhir.
BETHANIA FEBYOLETTA
MANAJEMEN USU
120502165
Tidak ada komentar:
Posting Komentar